Pengalaman di Kampung Inggris Pare - Part 3 Bulan Terakhir

Di bulan kedua di kampung inggris pare keadaan masih terkontrol dan terkendali hehe. Selain belajar, disini juga sering nongkrong bareng di cafe, kayak ngaropi cafe yang ada life musiknya dan yang paling terkenal di sini, di hope cafe dan cafe-cafe lain. Nongkrong disini tidak Cuma sekedar nongkrong, kita juga sering ngadaain studi club dan belajar bareng di cafe, itu membuat suasana belajar sangatlah menyenangkan, gak kayak disekolah yang kadang seperti di penjara, haha. Bulan kedua saya ambil pogram intermediate speaking, di program ini saya bisa bebas mengeluarkan pendapat pake bahasa inggris. Kegiatan seperti sharing infrormasi, debat, diskusi semakin mengasah kemampuan speaking melalui program Intermediate ini.

cafe ngaropi indoor

cafe ngaropi outdoor

cafe roseville

hope cafe

Gumul

kili suci

nongkrong di halaman camp 1 masterpiece

Kekeluargaan disini pun semakin hangat, kegiatan kayak jogging dan main bola bareng tiap jumat pagi membuat kita semakin sehat, abis itu biasanya kita bareng-bareng nyari sarapan ke alun-alun pare, sekedar minum susu murni dan makan bubur ayam atau nasi kuning hehe.

Futsal di SC

Keadaan yang nyaman ini membuat seolah-olah saya lupa akan awal mula tujuan utama biar bisa dapet beasiswa, yaa karena kampung inggris pare dan masterpiece membuat saya berada di comfort zone. Kegiatan ekstra seperti study club juga semakin menarik, seiring dengan datangnya siswa baru juga, kegiatan studi club memang jadi kegiatan favorit saya, karena disini saya bisa mengekspresikan pikiran saya kedalam bahasa inggris, ini membuat saya aktif ngomomng di kegiatan ini.

Hingga pada akhirnya program di bulan kedua ini telah selesai, saya merasa sudah mendapatkan perbedaan yang lumayan signifikan dalam speaking, saya pun yakin kalu sewaktu-waktu panggilan wawancara saya datang, maka saya sudah siap. Keadaan disini sebenarnya membuat saya ingin tetap berada disini lebih lama lagi, namun itu tidak mungkin karena waktu itu saya harus kembali ke jogja, karena saya harus mengikuti ujian di pesantren saya. Dan pada akhir bulan mei saya dengan keadaan yang bersyukur dan sedih harus meninggalkan kampung inggris pare dan Masterpiece beserta orang-orang di daalamnya yang sudah seperti keluarga sendiri. And finally i have to say Good bye for pare,  and i really hope i can be here again next time. I Love You Pare.